mudimesra.com | Ma’had Aly MUDI Mesjid Raya Samalanga bekerja sama dengan Dinas Dayah Aceh menyelenggarakan acara kajian tinggi keislaman. Acara tersebut berlangsung selama dua hari di Aula Ma’had Aly MUDI Mesjid Raya Samalanga pada Minggu-Senin, 6-7 Agustus 2023.

 


Adapun tema kajiannya yaitu Dimensi Nilai Keislaman di Nusantara dan Yaman serta Urgensi Sanad Keilmuan. Acara tersebut berlangsung dari pukul 20.00 sampai 22.30 WIB dengan penuh khidmat dan antusias yang diikuti oleh seluruh mahasantri dan dosen Ma’had Aly MUDI.

 


Pemateri utama pada acara tersebut adalah Aba H. Sayed Mahyeddin TMS, Abi H. Zahrul Mubarrak, M. Pd dan Abina Abdul Muhaimin. Di samping itu juga hadir pemateri tamu yaitu Lora Ismail Amin khalil yang merupakan ulama muda asal Bangkalan  dan Syeikh Dr. Yasir as-Syuhairi dari Yaman.

 


Pada kesempatan tersebut, Abi Zahrul selaku Mudir Ma’had Aly MUDI dalam sela-sela penyampaian materi berpesan bahwa kita harus bisa mencontoh sikap dan teladan ulama dahulu dalam menyikapi perbedaan. Beliau menceritakan kisah yang menunjukkan sikap kearifan para ulama dulu dalam menyikapi perbedaan yaitu kisah khilaf pendapat Kiyai Hasyim Asy’ari dengan Faqih Maskumambang pada persoalan pemukulan bedug saat memasuki waktu shalat.

 


“Meski dalam ranah diskursus keilmuan, kedua ulama ini sangat keras, tetapi dalam sikap menghormati mereka menunjukkan keteladanan yang luar biasa” pungkas Abi dengan nada tegas.

 


Adapun topik tentang urgensi sanad keilmuan, Aba H. Sayed Mahyiddin menekankan pentingnya adanya sanad keilmuan yang jelas. “Isnad adalah bagian dari agama. Andai tanpa isnad, orang-orang akan berbicara apa saja yang diinginkannya” tambah beliau.


 

Sebelum berakhir acara tersebut, Abina Muhaimin juga mempertegas kedudukan sanad-sanad saat ini yang berkaitan dengan kitab-kitab turas yang dipelajari di Dayah saat ini. Beliau menegaskan bahwa turas yang kita lihat dan baca sekarang merupakan bagian dari sanad autentik yang tersambung kepada Rasulullah SAW. Seandainya kitab ini tidak terwariskan kepada para ulama maka manusia akan mengingkari ilmu-ilmu dan hukum yang ada saat ini.

 


Acara yang berlangsung tersebut banyak sekali ilmu-ilmu baru yang didapatkan sehingga banyak wawasan keilmuan baru yang didapatkan oleh peserta acara tersebut.